Alam Semesta sebagai Tanda Kekuasaan Allah menurut Al Qur'an (Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54 (Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka)

Rangkuman Materi Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka

Memahami Kandungan Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54

 

Rangkuman Materi Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka
Buku KurMer PAI

I. Kandungan Q.S. al-Anbiyā’/21: 30

Ayat ini membawa kita ke pemahaman tentang sikap orang-orang musyrik Mekah terhadap alam semesta. Mereka diingatkan bahwa mereka tidak memperhatikan dengan seksama kebesaran Allah yang termanifestasikan dalam ciptaan-Nya. Peristiwa alam, meski begitu menakjubkan, tidak pernah menjadi bahan renungan bagi mereka. Padahal, kejadian di alam semesta seharusnya menjadi bukti keberadaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan Allah.

Ayat ini juga menggambarkan awal terciptanya langit dan bumi. Menyebutkan bahwa pada awalnya, langit dan bumi bersatu, kemudian Allah memisahkan keduanya. Penafsiran ayat ini sejalan dengan teori sains modern tentang Big Bang, suatu peristiwa dahsyat yang memecah keheningan alam semesta dan membentuk struktur yang kita kenal saat ini.

Bumi, sebagai tempat kehidupan, diceritakan dalam konteks evolusi. Air, yang merupakan elemen kunci kehidupan, dijelaskan sebagai sumber kehidupan yang bermuara pada pembentukan makhluk hidup. Semua ini menunjukkan bagaimana Al-Qur'an memberikan perspektif ilmiah yang mendalam tentang penciptaan dan evolusi kehidupan.

 

II. Kandungan Q.S. al-A’rāf/7: 54

Ayat ini membahas penciptaan langit dan bumi dalam enam masa atau fase. Allah diakui sebagai Pencipta, Pemilik, dan Pengatur semesta. Poin ini mencerminkan kekaguman terhadap kemahaan dan kekuasaan Allah.

Konsep enam masa penciptaan sejalan dengan konsep sains tentang Big Bang. Dentuman besar ini menciptakan materi yang membentuk alam semesta, dan seiring waktu, berbagai elemen membentuk bumi dan langit. Sains dan agama, dalam hal ini, tampaknya bersinergi untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang penciptaan alam semesta.

Ayat ini juga menyoroti aspek spiritual. Meski menjelaskan fenomena alam dengan detail, ia menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Ini menjadi pengingat bahwa sains dan agama dapat berjalan seiring, membuka pintu untuk kekaguman ilmiah dan spiritual pada keagungan penciptaan.

 

III. Pesan Nabi Muhammad saw. tentang Menguasai Ilmu Pengetahuan

Hadis-hadis Nabi Muhammad saw. memberikan tuntunan yang jelas tentang pentingnya menuntut ilmu. Beliau menekankan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim. Pesan ini mencerminkan hubungan harmonis antara agama dan ilmu pengetahuan, di mana ilmu dianggap sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

 

IV. Nilai-Nilai yang Dapat Dipetik pada Penciptaan dan Pengaturan Alam Semesta

Penciptaan dan pengaturan alam semesta membawa nilai-nilai yang positif dalam kehidupan manusia. Keindahan dan keteraturan alam menjadi panggilan untuk memahami dan menjaga lingkungan, serta mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

 

V. Hafalan Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54

Setelah memahami kandungan ayat-ayat tersebut, hafalkanlah dengan penuh kekhusyukan. Hafalan ini bukan hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sebagai upaya untuk selalu mengingat dan merenungkan keagungan Allah yang tercermin dalam ayat-ayat-Nya.

Semoga pemahaman dan hafalan kita menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan keimanan.

Alam Semesta sebagai Tanda Kekuasaan Allah menurut Al Qur'an (Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54 (Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka) Alam Semesta sebagai Tanda Kekuasaan Allah menurut Al Qur'an (Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54 (Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka) Reviewed by BuSet on Desember 29, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.